Anyaman Atap Ilalang di Banyuwangi Berkembang Berkat Pariwisata

anyaman atap ilalang yang ditekuni oleh Budi Hartono, warga Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah.

BanyuwangiHebat,com – Pertumbuhan sektor pariwisata di Banyuwangi membawa dampak positif bagi usaha lokal. Salah satunya adalah kerajinan anyaman atap ilalang yang ditekuni oleh Budi Hartono, warga Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah. Usaha Budi berkembang pesat berkat menjamurnya kafe, restoran, dan homestay yang mengusung tema tradisional.

Budi sebelumnya di-PHK dari perusahaan rokok di Kabupaten Malang. Sekitar tahun 2019, dia memulai usaha ini setelah menemukan ide kreatif memanfaatkan ilalang kering untuk membuat atap tradisional.

Awalnya, ia bersama teman-temannya membuat atap ilalang untuk memugar makam Mbah Semi, tokoh penari gandrung perempuan pertama di Banyuwangi.

Namun Budi melihat peluang untuk menjual anyaman tersebut ke pengusaha kafe dan homestay yang menginginkan konsep alami.

Read  Sosok S. Yadi K, Pelukis Kenamaan asal Banyuwangi

“Akhirnya kami tawarkan ke beberapa pengusaha kafe dan ternyata mereka tertarik,” ungkap Budi.

Pesanan pertama yang signifikan datang dari sebuah kafe dan homestay di Desa Kemiren, dengan total 6.000 lembar atap ilalang.

Hingga kini, Budi telah mempekerjakan 15 warga sekitar untuk memenuhi pesanan yang datang tidak hanya dari Banyuwangi, tapi juga dari luar kota seperti Jember, Surabaya, dan Bali.

Bahkan, ia sempat menerima tawaran ekspor ke luar negeri, meski terkendala ketersediaan bahan baku.

“Kami sempat kesulitan mencari ilalang, terutama saat musim kemarau, tapi sekarang kami sudah menemukan cara dengan menyetok ilalang saat musim hujan,” tambah Budi.

Read  Siami, Sang Pelestari Tenun Tradisional Banyuwangi

Budi menjual atap ilalang berukuran 2,5 meter x 1,5 meter seharga Rp 15 ribu per lembar. Harga bisa lebih murah untuk pembelian dalam jumlah besar.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, yang mengunjungi usaha Budi melalui program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), mengapresiasi ide bisnis yang dijalankan Budi.

“Ini ide yang kreatif. Seiring dengan berkembangnya pariwisata Banyuwangi, pasar anyaman atap ilalang ini sangat menjanjikan,” tutur Ipuk.

Menurut Ipuk, banyak kafe, restoran, dan homestay yang mengusung tema natural dan tradisional, sehingga kerajinan Budi memiliki potensi besar untuk terus berkembang di masa mendatang. Pariwisata Banyuwangi, kata Ipuk, menjadi payung besar bagi pertumbuhan sektor ekonomi lainnya, termasuk industri kreatif lokal.

Usaha anyaman atap ilalang ini menjadi bukti bahwa inovasi dan kreativitas mampu mengubah tantangan menjadi peluang ekonomi, terutama di tengah pesatnya perkembangan pariwisata di Banyuwangi.